WELCOME TO MY BLOG RAHAYU

WELCOME TO MY BLOG RAHAYU

Jumat, 11 Mei 2012


Analisis Kredit
Merupakan penilaian terhadap suatu permohonan kredit (baik permohonan kredit baru, perpanjangan/pembaharuan, maupun restrukturisasi) layak atau tidak untuk disalurkan kepada debitur. 

5 aspek yang harus dianalisis dalam menganalisis kredit, antara lain :
  1. Aspek Manajemen
  2. Aspek Pemasaran
  3. Aspek Teknis
  4. Aspek Keuangan
  5. Aspek Legalitas dan Agunan
Kredit berdasarkan tujuan penggunaannya, terbagi dalam 2 kategori, yaitu :
1. Kredit Produktif
2. Kredit Konsumtif.

Pendekatan-pendekatan atau metode-metode yang biasa dipakai dalam menganalisis kredit modal kerja adalah Turn Over Method, sedangkan untuk menganalisis kredit investasi adalah PP Method, NPV Method dan IRR Method.
Penggunaan pendekatan-pendekatan tersebut tentunya didasarkan dari data keuangan perusahaan yaitu laporan necara dan laba rugi perusahaan yang diberikan kepada bank.

Ada beberapa prinsip-prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan yaitu dengan
analisis 5 C’s. Prinsip pemberian kredit  dengan analisis dengan  5 C’s kredit dapat
dijelaskan sebagai berikut :
  1. Penilaian Watak (Character)
          Penilaian watak atau kepribadian calon debitur dimaksudkan untuk mengetahui kejujuran dan itikad baik calon debitur untuk melunasi atau mengembalikan pinjamannya, sehingga tidak akan menyulitkan bank dikemudian hari.
  1. Penilaian Kemampuan (Capacity) Bank harus meneliti tentang keahlian calon debitur dalam bidang usahanya dan kemampuan manajerialnya, sehingga Bank yakin bahwa usaha yang akan            dibiayainya dikelola oleh orang-orang yang tepat, sehingga calon debitur dalam jangka waktu tertentu mampu melunasi atau mengembalikan pinjamannya.
  1. Penilaian terhadap modal (Capital)
            Bank harus melakukan analisis terhadap posisi keuangan secara menyeluruh
            mengenai masa lalu dan yang akan datang, sehingga dapat diketahui  kemampuan permodalan calon       debitur dalam menunjang pembiayaan proyek atau usaha calon debitur yang bersangkutan.
  1. Penilaian terhadap agunan (Collateral)
            Untuk menanggung pembayaran kredit macet, calon debitur umumnya wajib menyediakan jaminan  berupa agunan yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan yang nilainya    minimal sebesar jumlah kredit atau pembiayaan yang diberikan kepadanya.
  1. Penilaian terhadap prospek usaha nasabah debitur (condition of economy)
            Bank harus menganalisa keadaan pasar di dalam dan di luar negeri baik masa         lalu maupun yang akan datang, sehingga masa depan pemasaran dari hasil    proyek atau usaha calon debitur yang dibiayai Bank dapat diketahui.

Bank dalam memberikan kredit, selain menerapkan prinsip 5 C’s juga
menerapkan apa yang dinamakan 7 P, sebagai berikut :
  1. Personality
Menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah. Personality hampir sama dengan Character dari 5 C’s
  1. Party
            Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikai tertentu atau golongan - golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.
  1. Perpose
            Mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.
  1. Prospect
Untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.
  1. Payment
Merupakan ukuran sebagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit yang diperolehnya.
  1. Profitability
            Untuk menganalisa bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.
  1. Protection
            Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dijalani oleh Bank namun  melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau           orang atau jaminan asuransi.

Disamping penilaian dengan 5 C’s dan 7 P, prinsip penilaian kredit dapat pula
dilakukan dengan studi kelayakan, terutama untuk kredit dalam jumlah yang relatif
besar.
Adapun penilaian kredit dengan studi kelayakan meliputi :
  1. Aspek Hukum
Merupakan aspek untuk menilai keabsahan dan keaslian dokumen-dokumen atau
surat-surat yang dimiliki oleh calon debitur, seperti Akta Notaris, izin usaha atau
seripikat tanah dan dokumen atau surat lainnya.
  1. Aspek Pasar dan Pemasaran
Yaitu aspek untuk menilai prospek usaha nasabah sekarang dan dimasa yang akan
datang.
  1. Aspek Keuangan
Merupakan aspek untuk menilai kemampuan calon nasabah dalam membiayai dan mengelola usahanya. Dari aspek ini akan terhambat berapa besar biaya dan pendapatan yang akan dikeluarkan dan diperolehnya. Penilaian aspek ini dengan menggunakan rasio-rasio keuangan.
  1. Aspek Operasi/Teknis
Merupakan aspek untuk menilai tata letak ruangan, lokasi usaha dan kapasitas
produksi suatu usaha yang tercermin dari sarana dan prasarana yang dimilikinya.
  1. Aspek Manajemen
Merupakan aspek untuk menilai sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
  1. Aspek Ekonomi/Sosial
Merupakan aspek untuk menilai dampak ekonomi dan sosial yang ditimbulkan dengan adanya suatu usaha terutama terhadap masyarakat, apakah lebih banyak benefit atau cost atau sebaliknya.
  1. Aspek AMDAL
Merupakan aspek yang menilai dampak lingkungan yang akan timbul dengan adanya suatu usaha, kemudian cara-cara pencegahan terhadap dampak tersebut.

Disamping menggunakan Prinsip pemberian kredit diatas, bank  dalam
memberikan kredit juga menggunakan prinsip 5 R, yaitu
  1. Returns (hasil yang diperoleh)
            Merupakan hasil yang diperoleh oleh debitur, dalam hal ini ketika kredit telah dimanfaatkan dan dapat diantisipasi oleh calon kreditur. Artinya perolehan tersebut mencukupi untuk membayar kembali kredit beserta bunga, ongkos - ongkos, disamping membayar keperluan perusahaan yang lain seperti untuk cash flow, kredit lain jika ada dan sebagainya.
  1. Repayment (pembayaran kembali)
            Kemampuan bayar dari pihak debitur tentu saja juga mesti dipertimbangkan, dan apakah kemampuan bayar tersebut match dengan scedhule pembayaran kembali dari kredit yang akan diberikan itu.
  1. Risk Bearing Ability (kemampuan menanggung risiko)
            Dalam hal terjadi hal-hal diluar antisipasi kedua belah pihak, terutama jika dapat menyebabkan timbulnya kredit macet. Untuk itu harus diperhitungkan apakah jaminan dan/atau asuransi barang atau kredit sudah cukup aman untuk menutupi risiko tersebut.

  
KESIMPULAN
Analisis kredit sangat penting dalam proses perkreditan, karena proses ini akan
menentukan nasib kredit dikemudian hari, karena itu analisis kredit tidak hanya dapat
dianggap sebagai persyaratan prosedural, tetapi merupakan syarat mutlak. 
Dengan adanya analisis kredit ini dapat dicegah secara dini kemungkinan
terjadinya default oleh calon debitur.  Default adalah kegagalan nasabah dalam
memenuhi kewajibannya untuk melunasi kredit yang diterimanya (angsuran pokok)
beserta bunga yang sudah disepakati dan sudah diperjanjikan bersama
.


Jumat, 06 April 2012

Analisis Perubahan Pendapatan

 Pengertian dari Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan. Bagi investor, pendapatan kurang penting dibanding keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran.

Sumber pendapatan di dapat dari :
1.      Transaksi modal atau pendanaan yang mengakibatkan adanya tambahan dana yang ditanamkan oleh pemegang obligasi dan pemegang saham.
2.      Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa produk perusahaan seperti aktiva tetap, surat berharga atau penjualan anak/cabang perusahaan.
3.      Hadiah , sumbangan atau penemuan
4.      Revaluasi aktiva
5.      Penyerahan produk perusahaan, yaitu aliran hasil penjualan produk

Proses terbentuk dan terealisasinya pendapatan :
1.      Earning Process/proses pembentukan pendapatan. Pendapatan dianggap terbentuk bersamaan dengan seluruh proses berlangsungnya operasi perusahaan (produksi, penjualan dan pengumpulan piutang).
2.      Realization Process/proses realisasi pendapatan. Pendapatan dianggap terbentuk setelah produk selesai dikerjakan dan terjual langsung/atas dasar kontrak penjualan.

Pengukuran Pendapatan
Pendapatan diukur dengan nilai wajar yang dapat diterima, jumlah pendapatan biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli yang diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah discount dagang dan rabat volume yang diperbolehkan perusahaan, umumnya berbentuk kas atau setara kas. Bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau yang dapat diterima.
Bila barang atau jasa dipertukarkan untuk barang atau jasa dengan sifat nilai yang sama maka pertukaran tidak dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Dan bila barang dijual atau jasa diberikan untuk dipertukarkan dengan barang dan jasa yang tidak serupa pertukaran tersebut dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa yang diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer.

Karakteristuk Pendapatan
Pendapatan dapat ditinjau dari dua aspek :
1.      Aspek fisik
Pendapatan adalah hasil akhir suatu aliran fisik dalam proses menghasilkan laba
  1. Aspek moneter
Pendapatan adalah aliran masuk aktiva yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan dalam arti luas.

Ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi Laba Bersih atau Pendapatan :
  1. Volume produk yang dijual
  2. Harga jual produk
  3. Biaya produksi
Masalah pengukuran pendapatan
Pengukuran akuntansi haruslah diarahkan ke penyajian informasi yang relevan untuk penggunaan yang ditetapkan. Pembatasan data yang tersedia dan ciri-ciri tertentu dari lingkungan membatasi keakuratan dan keterandalan pengukuran. Oleh sebab itu keterbatasan ini harus dikemukakan secara eksplisit dan dipertimbangkan dalam pengembangan prinsip serta prosedur akuntansi, karena kendala-kendala ini tidak dapat dibuang oleh lingkungan atau kurangnya alat pengukur memadai.
Nilai tukar produk atau jasa sebagai hasil penjualan perusahaan merupakan ukuran terbaik dan paling objektif bagi pendapatan. Penentuan satuan ukur untuk pendapatan secara umum dinyatakan dengan jumlah uang atau unit moneter. Penentuan ini menimbulkan masalah, oleh sebab itu adanya penurunan atau kenaikan daya beli umum sepanjang waktu. Keterbatasan pengukuran pendapatan dapat timbul karena data akuntansi disajikan berdasarkan asumsi bahwa data itu relevan.
Meramalkan pada masa yang akan datang pada umumnya tidak pasti, maka sulit menetapkan pengukuran yang relevan untuk tujuan ini. Namun, ketidakmampuan untuk membuat pengukuran pendapatan yang terandal dan atribut khusus yang dianggap relevan dapat juga disebab oleh kurangnya teknik pengukuran yang terandal dan ketidakmampuan untuk menemukan prosedur pengukuran pendapatan yang menjelaskan secara layak atribut yang sedang diukur.




Senin, 02 April 2012

Break Event Point ( BEP ) / titik impas atau pulang pokok

Definisi
BEP adalah suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian.

3 jenis biaya yang dikeluarkan oleh Break Event Point :
  1. Variabel Cost (biaya Variabel), Variabel cost  merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan volume penjualan, dimana  perubahannya tercermin dalam biaya variabel total.

  1. Fixed Cost (biaya tetap), Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu  tetap dan tidak terpengaruh oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu(function of time) sehingga jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu. Contoh biaya sewa, depresiasi, bunga. Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap dikeluarkan.

  1. Semi Varibel Cost, Semi  variabel cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian tetap, yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya yang tergolong jenis ini misalnya:  Sales expense atau komisi bagi salesman.

Manfaat BEP
1.      Alat perencanaan untuk hasilkan laba
2.      Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.
3.      Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan
4.      Mengganti system laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti setelah kita mengetahui betapa manfaatnya BEP dalam usaha yang kita rintis, kompenen yang berperan disini yaitu biaya, dimana biaya yang dimaksud adalah biaya variabel dan biaya tetap, dimana pada prakteknya untuk memisahkannya atau menentukan suatu biaya itu biaya variabel atau tetap bukanlah pekerjaan yang mudah, Biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh kita untuk produksi ataupun tidak, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit produksi jadi kalau tidak produksi maka tidak ada biaya ini

Salah satu kelemahan dari BEP yang lain adalah Bahwa hanya ada satu macam barang yang diproduksi atau dijual. Jika lebih dari satu macam maka kombinasi atau komposisi penjualannya (sales mix) akan tetap konstan. Jika dilihat di jaman sekarang ini bahwa perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya mereka menciptakan banyak produk jadi sangat sulit dan ada satu asumsi lagi
yaitu Harga jual persatuan barang tidak akan berubah berapa pun jumlah satuan barang yang dijual atau tidak ada perubahan harga secara umum. Hal ini demikian pun sulit ditemukan dalam kenyataan dan prakteknya.

Analisis break even dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break even dapat dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini dapat dipertahankan apabila biaya - biaya dan harga jual dalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan mempengaruhi titik break even. Dalam kenyataan analisis ini agak sukar untuk diterapkan. Oleh sebab ini bagi analis perlu diketahui bahwa analisis break even mempunyai limitasi-limitasi tertentu, yaitu: Laboratorium Pengembangan Akuntansi

• Fixed cost haruslah konstan selama periode atau range of out put tertentu
• Variabel cost dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan
• Sales price perunit tidak berubah dalam periode tertentu
• Sales mix adalah konstan berdasarkan limitasi-limitasi tersebut, BREAK EVEN POINT (BEP) akan bergeser atau berubah apabila:
  1. Perubahan FC, terjadi sebagai akibat  bertambahnya kapasitas produksi, dimana perubahan ini di tandai dengan naik turunnya garis FC dan TC-nya, meskipun perubahannya tidak mempengaruhi kemiringan garis TC. Bila FC naik BEP akan bergeser keatas atau sebaliknya.
  2.  Perubahan pada variabel cost ratio atau VC per unit, dimana perubahan ini akan menentukan bagaimana miringnya garis total cost. Naiknya biayaVC per unit akan menggeser BEP keatas atau sebaliknya.
  3. Perubahan dalam sales price per unit. Perubahan ini akan mempengaruhi miringnya garis total revenue (TR). Naiknya harga jual per unit pada level penjualan yang sama walaupun semua biaya adalah tetap, akan menggeser kebawah atau sebaliknya.
  1. Terjadinya perubahan dalam sales mix. Apabila suatu perusahaan memproduksi  lebih dari satu macam produk maka  komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk lain (sales mix) haruslah tetap. Apabila terjadi perubahan misalnya terjadi  kenaikan 20% pada produk A sedangkan produk B tetap maka BEP pun akan berubah.
  1. Margin Of Safety. Margin of safety merupakan angka yang menunjukan jarak antara penjualan yang direncanakan atau dibudjetkan dengan penjualan pada break event point. dalam hubungannya dengan analisis break  even yaitu untuk menentukan seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita kerugian. Formulasinya adalah sebagai berikut:
M/S = (Budget sales – BEP)/ Budget sales
Budget Sales adalah jumlah penjualan yang telah ditargetkan.




Sumber :
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/kursus_financial_analysis/BEP.pdf

Minggu, 18 Maret 2012

Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Pengertian :

Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimilki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus disediakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari.

Definisi modal kerja menurut para ahli :
  1. Menurut Houston & Brigham, 2006; 131 ”Modal Kerja adalah suatu investasi perusahaan didalam aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas (surat-surat berharga), Piutang Dagang dan Persediaan”.
  2. Menurut Djarwanto, 2005; 87 “Modal Kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap jangka pendek”
  3. Menurut S. Munawir, 2007, 114-116, ada 3 konsep dasar modal kerja:
a.       Konsep Kuantitatif
Konsep ini menitikberatkan kepada kuantum yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai kebutuhan operasional yang bersifat rutin atau menunjukkkan sejumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek.
b.      Konsep Kualitatif
Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya jumlah aktiva lancar yang lebih besar daripada jumlah hutang lancarnya (hutang jangka pendek) dan menunjukkan pula margin of protection atau tingkat keamanan bagi para kreditur jangka pendek, serta menjamin aktiva lancarnya.
c.       Konsep Fungsional
Konsep ini menitik beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam rangka menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan, pada dasarnya dana-dana yang dimiliki oleh perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba periode ini (current income), ada sebagian dana yang akan digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba di masa yang akan datang. Misalnya : Bangunan, mesin-mesin, pabrik, alat-alat kantor dan aktiva tetap lainnya.

Manfaat Modal Kerja :
  1. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar.
  2. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.
  3. Menjamin dimilikinya kredit perusahaan semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.
  4. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani para konsumennya.
  5. Memungkinkan bagi para pengusaha untuk memberi syarat kredit yang lebih menguntungkan bagi para pelanggannya.
  6. Memungkinkan bagi para perusahan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau pun jasa yang dibutuhkan.

Macam-macam Modal Kerja :
  1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)
    Yaitu modal kerja yang harus selalu ada pada perusahaan atau dengan kata lain jumlah modal kerja itu harus tetap ada agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan modal kerja tersebut secara terus menerus selalu diperlukan untuk kelancaran usaha dalam suatu periode akuntansi.
    Modal Kerja Permanen terbagi menjadi 2, yaitu:
    1) Modal Kerja Primer (Primary Working Capital)
    Yaitu sejumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kelangsungan kegiatan usahanya.
    2) Modal Kerja Normal (Normal Working Capital)
    Yaitu sejumlah modal kerja yang digunakan untuk dapat menyelenggarakan luas produksi yang normal. Normal disini mempunyai pengertian yang fleksibel menurut kondisi perusahaannya. Apabila suatu perusahaan misalnya selama 4 atau 5 bulan rata-rata per bulannya mempunyai produksi 1000 unit. Apabila kemudian ternyata 4 atau 5 bulan berikutnya luas produksi rata-rata per bulannya 2000 unit, maka luas produksi normalnya disinipun berubah menjadi 2000 unit.

  1. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)
    Yaitu modal kerja yang berubah-ubah sesuai dengan perolehan keadaan dalam suatu periode. Modal Kerja ini dibagi menjadi 3 yaitu:
    1) Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital)
        Modal kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan musim.
    2) Modal Kerja Siklus (Cylical Working Capital)
         Yaitu sejumlah modal kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan karena         fluktuasi kontinyunitas produk.
    3) Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital)
        Yaitu modal kerja yang besarnya brubah-ubah dan penyebabnya tidak diketahui sebelumnya (misalnya kebakaran, banjir, gempa bumi, buruh mogok, huru-hara dan sebagainya) (Bambang Riyanto, 2001 : 61).

Sumber-sumber Modal Kerja:
  1. Pendapatan Bersih
    Surat-surat berharga yang merupakan salah satu pos aktiva lancar dapat dijual dan dari penjualan tersebut akan timbul kentungan. Penjualan surat berharga ini akan menyebabkan perubahan pos aktiva lancar dari pos-pos “surat-surat berharga” menjadi pos kas. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan ini merupakan sumber dari modal kerja.
  2. Penjualan Aktiva Tidak Lancar
    Hasil penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan merupakan sumber lain yang menambah modal kerja. Perubahan aktiva tidak lancar tersebut menjadi kas akan menambah modal kerja sebanyak hasil bersih penjualan aktiva tidak lancar tersebut.
  3. Penjualan Saham atau Obligasi
    Untuk menambah dana atau modal kerja yang dibutuhkan, perusahaan dapat pula mengadakan emisi saham baru atau meminta pada para pemilik perusahaan untuk menambah modalnya.
  4. Dana Pinjaman dari Bank
    Dana pinjaman jangka pendek bagi perusahaan merupakan sumber penting dari aktiva lancarnya, terutama tambahan modal kerja yang diperlukan untuk membiayai kebutuhan modal kerja musiman siklus, darurat dan lain-lain
  5. Kredit dari suplier
    Material barang-barang, supplies dapat dibeli atau dengan wesel bayar. Apabila perusahaan kemudian dapat mengusahakan menjual barang dan menarik pembayaran piutang sebelum waktu hutang dilunasi, perusahaan tersebut memerlukan sejumlah kecil modal kerja.

Sumber-sumber modal kerja dapat ditambah apabila:
  1. Adanya kenaikan sektor modal baik yang berasal dari laba maupun adanya pengeluaran modal saham atau tambahan investasi dari pemilik perusahaan.
  2. Adanya pengurangan atau penurunan aktiva tetap yang diimbangi dengan bertambahnya aktiva lancar.
  3. Adanya penambahan hutang jangka panjang baik dalam bentuk obligasi, hipotik atau hutang jangka panjang lainnya yang diimbangi dengan bertambahnya aktiva lancar.

Penggunaan Modal Kerja
Pemakaian atau penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan bentuk maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan, tetapi penggunaan aktiva lancar tidak selalu diikuti dengan berubahnya atau turunnya jumlah modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan.

Penggunaan aktiva lancar yang dapat mengakibatkan menurunnya modal kerja,sebagai berikut:
  1. Pembayaran biaya atau ongkos-ongkos perusahaan.
  2. Kerugian-kerugian yang diderita oleh perusahan karena adanya penjualan surat berharga atau efek.
  3. Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan-tujuan tertentu dalam jangka panjang.
  4. Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap, investasi jangka panjang atau aktiva lancar lainnya.
  5. Pembayaran hutang-hutang jangka panjang.
  6. Pengambilan uang atau barang dagang oleh pemilik perusahaan untuk kepentingan pribadinya (prive).

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan laporan sumber-sumber penggunaan dana dalam arti modal kerja adalah :

  1. Menyusun laporan modal kerja
  2. Mengelompokkan perubahan-perubahan dari unsur-unsur non current accounts antara 2 titik waktu tersebut, kedalam golongan yang mempunyai efek memperbesar modal kerja dan golongan yang memperkecil modal kerja.
  3. Mengelompokkan unsur-unsur dalam laporan laba ditahan kedalam golongan perubahannya merupakan efek memperbesar modal kerja dan golongan kerja yang memperkecil modal kerja.

Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja

  1. Sifat umum atau tipe perusahaan mempunyai perbedaan kebutuhan modal kerja, misalnya antara perusahaan jasa dengan perusahaan industri ataupun perusahaan perdagangan. Perusahaan dalam bidang industri relatif membutuhkan modal kerja yang relatif besar dibandingkan dengan perusahaan di bidang jasa ataupun perdagangan, karena dalam produksi barang membutuhkan investasi bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi untuk menjamin seluruh kelancaran-kelancaran penjualan.

  1. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan dijual serta harga per satuan dari barang tersebut. Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan berhubungan langsung dengan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh barang yang akan dijual maupun bahan dasar yang akan diproduksi sampai barang tersebut dijual. makin panjang waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau untuk memperoleh barang tersebut makin besar pula modal kerja yang dibutuhkan.

  1. Tingkat Perputaran Persediaan
    Tingkat perputaran persediaan (inventory turnover) menunjukkan bahwa berapa kali persedian tersebut diganti dalam arti dibeli dan dijual kembali. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan maka jumlah modal kerja yang diinvestasikan dalam persediaan akan semakin rendah.
    Semakin tinggi tingkat perputaran akan memperkecil resiko kerugian yang disebabkan karena penurunan harga atau perubahan selera konsumen, disamping itu akan menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan terhadap persediaan piutang.

  1. Tingkat Perputaran Piutang
    Besarnya modal kerja yang dibutuhkan juga tergantung dari lamanya waktu yang diperlukan untuk menjadikan piutang menjadi uang kas. Waktu penarikan yang lebih singkat akan memperkecil modal kerja yang ditanamkan pada piutang tersebut.

  1. Pengaruh Konjungtor
    Pada periode makmur aktifitas perusahaan meningkat dan perusahaan cenderung membeli barang-barang yang lebih banyak karena harga yang masih rendah. Dengan meningkatnya persediaan maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan akan semakin banyak. Tetapi pada periode depresi, perusahaan berusaha secepatnya menjual barang-barangnya dan menagih pembayaran atas piutang-piutangnya kemudian uang yang diperoleh dimanfaatkan untuk membeli surat-surat berharga, melunasi hutang-hutang atau menutup kerugian.

  1. Derajat risiko kemungkinan menurunnya harga jual aktiva jangka pendek
    Resiko kerugian yang semakin besar sebagai akibat menurunnya nilai dibandingkan dengan harga buku dari surat-surat berharga, persediaan barang dan piutang akan menyebabkan semakin besar pula jumlah modal kerja yang dibutuhkan untuk membayar harga dan melunasi hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang yang sudah jatuh tempo.

  1. Pengaruh Musim
    Perusahaan yang penjualannya dipengaruhi oleh musim membutuhkan jumlah modal kerja yang maksimum untuk periode relatif pendek. Modal kerja dalam bentuk persedian barang berangsur-angsur meningkat dalam bulan-bulan menjelaskan puncak penjualannya.

  1. Kredit Rating dari Perusahaan
    Jumlah modal kerja baik kas maupun surat-surat berharga yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan tergantung pada kebijaksanaan penyediaan uang kas.
    Penyediaan.



Sumber :



Senin, 12 Maret 2012

Flowchart di awali dengan Kas dan di akhiri dengan kas


Gambar Flowchart Pembelian Bahan Baku Pada Perusahaan Texstil


Keterangan Flowchart:
  • Kas awal pada flowchart : kas awal yang keluar untuk pembelian bahan baku yaitu kain
  • Material/ bahan baku (kain) : suatu bahan utama dalam memulai proses produksi
  • Mengolah/ produksi : proses pembuatan bahan baku menjadi barang jadi yang siap untuk dipakai
  • Distributor : produk telah selesai dan di distribusikan/ disalurkan pada pasar
  • Faktur : tanda bukti pembayaran atas suatu produk yang telah didistribusikan/ disalurkan
  • Kas akhir pada flowchart: kas akhir yang masuk sebagai penerimaan/ pendapatan/laba terhadap penjualan produk
Sumber : rahayu

Jumat, 09 Maret 2012

Estimasi Budget Kas ( Anggaran Kas )

Berikut beberapa pendapat tentang pengertian Budget Kas.
- Menurut Bambang Riyanto (1996 : 97)
Budget Kas adalah estimasi terhadap posisi kas untuk periode tertentu yang akan datang.
- Menurut Erich a. Helfert (1997 : 128 )
Budget Kas adalah sarana perencanaan bulan demi bulan atau minggu demi minggu yang sangat spesifik, biasanya disusun oleh staf keuangan suatu perusahaan.
- Menurut M. Munandar (2001 : 311)
Budget Kas adalah budget yang merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah kas beserta perubahan-perubahannya dari waktu kewaktu selama periode yang akan datang, baik perubahan yang berupa pengeluaran kas, maupun yang berupa penerimaan kas.

Dari ketiga pendapat diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahw Budget Kas adalah suatu perencanaan yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas untuk mengetahui kapan akan terjadi surplus dan defisit untuk suatu periode yang akan datang.
Anggaran kas menunjukan rencana sumber dan penggunaan kas selama tahun anggaran yang terdiri dari rencana penerimaan kas (aliran kas masuk) dan perencanaan pengeluaran kas (aliran kas keluar).

Sifat aliran kas, dapat bersifat kontinyu ataupun tidak. Aliran kas keluar yang bersifat kontinyu, misalnya: pembelian bahan baku, pembayaran upah dan gaji. Sedangkan aliran kas keluar yang tidak bersifat kontinyu, misalnya pengeluaran kas untuk pembayaran bunga, deviden, pajak pendapatan, pembayaran anggaran hutang, pembelian kembali saham perusahaan dan pembelian aktiva tetap.

Aliran kas masuk yang bersifat kontinyu dapat berasal dari hasil penjualan produk secara tunai dan hasil pelunasan piutang. Sedangkan aliran kas masuk yang bersifat tidak kontinyu dapat berasal dari penyertaan pemilik perusahaan, penjualan saham, penerimaan kredit bank, dan penjualan aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi.

Manfaat penyusunan budget kas yaitu:
  1. Dapat diketahui posisi kas sebagai hasil rencana operasi perusahaan.
  2. Mengetahui surplus atau defisit kas.
  3. Dipergunakan sebagai dasar untuk mengantisipasi kebutuhan kas karena defisit kas.
  4. Sebagai dasar untuk mencapai target dan mengukut keberhasilan perusahaan.
  5. Alat untuk mengkoordinasikan kegiatan perusahaan.

Bebarapa tahapan penyusunan budget kas yaitu:
  1. Menyusun estimasi terhadap penerimaan kas sesuai dengan rencana opersi perusahaan.
  2. Menyusun estimasi kebutuhan dana dari bank atau sumber lain untuk menutup defisit kas yang ada.
  3. Menyusun anggaran penagihan piutang sebagai mana yang telah diuraikan.
  4. Menyusun anggaranpenerimaan kas, yang biasanya terdiri dari pos menerima tunai, penagihan piutang, dan penerimaan lain.
  5. Menyusun anggaran pengeluaran kas.
  6. Memperkirakan pembayaran bunga.
  7. Menyusun budget kas akhir.

Tujuan utama budget kas, yaitu:
- Menunjukkan kemungkinan posisi kas sebagai akibat dari operasi perusahaan
- Identifikasi kemungkinan kekurangan atau kelebihan kas
- Menentukan perlunya pembelanjaan atau tersedianya kas yang menganggur untuk investasi
- Mengkoordinasikan kas dengan jumlah modal kerja, penjualan, investasi, dan utang
- Menentukan dasar yang sehat untuk pengendalian posisi kas secara terus menerus


Sumber :

Buku dasar – dasar pembelanjaan perusahaan edisi 4. Prof. Dr. Bambang Riyanto dosen fakultas ekonomi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.


Analisis Sumber dan Penggunaan Kas

Analisis sumber dan penggunaan kas (aliran kas) adalah merupakan alat yang sangat penting bagi manajemen keuangan untuk mengetahui aliran kas, darimana aliran kas tersebut dan kemana kas tersebut digunakan. Sedangkan bagi perusahaan digunakan untuk meningkatkan kemampuannya dalam menghasilkan kas sekaligus untuk menilai tingat likuiditasnya agar tetap terjaga.
Informasi aliran kas sangat berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. Informasi arus kas tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan, karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
Pihak manajemen dapat menggunakan laporan sumber dan penggunaan kas untuk menentukan kebijakan deviden, kas yang berasal dari investasi operasi, dan kebijakan investasi dan pendanaan. Sementara pihak luar, seperti investor dan kreditur dapat menggunakan laporan arus kas untuk menentukan kemampuan perusahaan dalam membayar deviden, kemampuan dalam membayar hutang dan kas yang berasal dari operasi dibandingkan dengan kas yang berasal dari sumber penggunaannya.

Pengukuran dalam aliran kas bertujuan untuk:
Menentukan apakah perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup atau memadai dari operasi bisnis untuk memuaskan investor
Mengukur hubungan antara aktivitas operasi, investasi dan pendanaan
Menetukan apakah perusahaan menghasilkan jenis-jenis kas yang cukup untuk memadai untuk pertumbuhan bisnis

1.  Sifat Laporan Sumber Dan Penggunan Kas
Sifat laporan perubahan modal kerja adalah memberikan ringkasan transaksi keuangan selama satu periode dengan menunjukan sumber dan penggunaan modal kerja dalam periode tersebut, modal kerja meliputi seluruh aktiva lancar atau aktiva lancar dikurangi utang lancar.
Laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat digunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas di masa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada, atau dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan kas atau cash flow di masa yang akan datang. Sedangkan bagi para kreditor atau bank dengan laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atau mengembalikan pinjamannya.

2.  Sumber Kas
Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal yang paling tinggi likuiditasnya, berarti semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Akan tetapi, suatu perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah yang besar berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerninkan adanya over investment dalam kas dan berarti pula perusahaan kurang efektif dalam mengelola kas. Jumlah kas yang relatif kecil akan diperoleh tingkat perputaran kas yang tinggi dan keuntungannya yang diperoleh akan lebih besar, tetapi suatu perusahaan yang hanya mengejar keuntungan (rentabilitas) tanpa memperhatikan likuiditas akhirnya perusahaan itu akan berada dalam keadaan likuid apabila sewaktu-waktu ada tagihan.

Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari:
Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud (intangible assets), atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.
Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.
Pengeluaran surat tanda bukti utang, baik jangka pendek (wesel) maupun utang jangka panjang (utang obligasi, utang hipotik, atau utang jangka panjang lain) serta bertambahnya utang yang diimbangi dengan penerimaan kas.
Adanya penurunan atau berkurannya aktiva lancar selain kas yang diimbangi denagn penerimaan kas pembayaran, berkurangnya persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga (efek) karena ada penjualan dan sebagainya.
Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau dividen dari investasinya, sumbangan ataupun hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya.
Keuntunga dari operasi perusahaan, Apabila perusahaan memperoleh keuntungan neto dari operasinya berarti ada tambahan dana dari perusahaan yang bersangkutan

3.  Penggunaan Kas
Adapun penggunaan atau pengeluaran kas dapat disebabkan oleh adanya transaksi-transaksi sebagai berikut:
Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang serta pembelian aktiva tetap lainnya.
Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengembalian kas perusahaan oleh pemilik perusahaan.
Pelunasan pembayaran angsuran utang jangka pendek maupun utang jangka panjang.
Pembelian barang secara tunai, adanya pembayaran biaya opersi yang meliputi upah dan gaji, pembelian supplies kantor, pembayaran sewa, bunga, premi asuransi, advertensi, dan adanya persekot-persekot biaya maupun persekot pembelian.
Pengeluaran kas untuk pembayaran dividen (bentuk pembagian laba lainnya secara tunai), pembayaran pajak, denda-denda, dan sebagainya.
Adanya kerugian dalam operasi perusahaan. Terjadinya kerugian dalam operasi perusahaan dalam mengakibatkan berkurangnya kas atau menimbulkan utang yaitu bila diperlukan dana untuk menutup kerugian tersebut. Timbulnya utang sebenarnya merupakan sumber dana tetapi dana ini digunakan untuk menutup kerugian tersebut.

4.  Laporan Sumber Dan Penggunaan Kas
Penyusunan laporan perubahan kas atau laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan meringkas jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas. Cara ini memakan waktu yang lama karena harus menggolongkan setiap transaksi kas menurut sumber masing-masing serta tujuannya, dan cara ini hanya dapat dilakukan oleh internal analisis yang memungkinkan memperoleh datanya dengan lengkap dan masih murni. Bagi eksternal analisis, menyusun laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan menganalisis perubahan yang terjadi dalam laporan keuangan yang diperbandingkan antara dua waktu atau akhir periode serta informasi-informasi lain yang mendukung terjadinya perubahan tersebut. Dalam menganalisis perubahan yang terjadi harus diperhatikan kemungkinan adanya perubahan atau transaksi yang tidak mempengaruhi kas (noncash transaction).


Transaksi-transaksi yang tidak mempengaruhi uang kas antara lain sebagai berikut:
- Adanya pengakuan atau pembebanan depresiasi, amortisasi dan deplesi terhadap aktiva tetap, intangible asset, dan wasting assets. Biaya depresiasi ini merupakan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran kas.
- Pengakuan adanya kerugian piutang baik dengan membentuk cadangan kerugian piutang maupun tidak, dan penghapusan piutang karena piutang yang bersangkutan sudah tidak dapat di tagih lagi.
- Adanya penghapusan atau pengurangan nilai buku dari aktiva yang dimiliki dan penghentian dari penggunaan aktiva tetap karena aktiva yang bersangkutan telah habis disusut dan atau sudah tidak dapat dipakai lagi.
- Adanya pembayaran stock devidend (dividen dalam bentuk saham), adanya penyisihan atau pembatasan penggunaan laba, dan adanya penilaian kembali (revaluasi) terhadap aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan.


5.  Langkah-Langkah Dalam Penyusunan Laporan Sumber-Sumber Dan Penggunaan  Dana Dalam Aliran Kas
- Menyusun laporan perubahan neraca yang menggambarkan perubahan masing – masing elemen neraca antara dua titik waktu yang akan dianalisa.
- Mengelompokan perubahan tersebut dalam penggolongan perubahan memperkecil jumlah kas.
- Mengelompokan elemen – elemen dalam laporan rugi & laba atau laporan laba ditahan kedalam golongan yang memperbesar kas dan golongan yang memperkecil jumlah kas.
- Mengadakan konsolidasi dari semua informasi tersebut kedalam laporan sumber – sumber dan penggunaan dana.

Penerapan analisis sumber dan penggunaan kas
Yang dimaksud dengan laporan sumber dan penggunaan kas (aliran kas) adalah perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukan darimana sumber dan penggunan-penggunaannya. Perubahan yang efeknya memperbesar kas dan dikatakan sebagai sumber-sumber penerimaan kas adalah sebagai berikut:
  1. Berkurangnya aktiva lancar selain kas
  2. Berkurangnya aktiva tetap.
  3. Bertambahnya setiap jenis hutang
  4. Bertambahnya modal
  5. Adanya keuntungan dari operasi perusahaan

Sedangkan perubahan-perubahan yang efeknya memperkecil kas dan dikatakan sebagai penggunaan kas adalah sebagai berikut:
  1. Bertambahnya aktiva lancar selain kas
  2. Bertambahnya aktiva tetap
  3. Berkurangnya setiap jenis hutang



Sumber :

Buku dasar – dasar pembelanjaan perusahaan edisi 4. Prof. Dr. Bambang Riyanto dosen fakultas ekonomi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.