WELCOME TO MY BLOG RAHAYU

WELCOME TO MY BLOG RAHAYU

Minggu, 18 Maret 2012

Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Pengertian :

Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimilki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus disediakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari.

Definisi modal kerja menurut para ahli :
  1. Menurut Houston & Brigham, 2006; 131 ”Modal Kerja adalah suatu investasi perusahaan didalam aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas (surat-surat berharga), Piutang Dagang dan Persediaan”.
  2. Menurut Djarwanto, 2005; 87 “Modal Kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap jangka pendek”
  3. Menurut S. Munawir, 2007, 114-116, ada 3 konsep dasar modal kerja:
a.       Konsep Kuantitatif
Konsep ini menitikberatkan kepada kuantum yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai kebutuhan operasional yang bersifat rutin atau menunjukkkan sejumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek.
b.      Konsep Kualitatif
Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya jumlah aktiva lancar yang lebih besar daripada jumlah hutang lancarnya (hutang jangka pendek) dan menunjukkan pula margin of protection atau tingkat keamanan bagi para kreditur jangka pendek, serta menjamin aktiva lancarnya.
c.       Konsep Fungsional
Konsep ini menitik beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam rangka menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan, pada dasarnya dana-dana yang dimiliki oleh perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba periode ini (current income), ada sebagian dana yang akan digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba di masa yang akan datang. Misalnya : Bangunan, mesin-mesin, pabrik, alat-alat kantor dan aktiva tetap lainnya.

Manfaat Modal Kerja :
  1. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar.
  2. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.
  3. Menjamin dimilikinya kredit perusahaan semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.
  4. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani para konsumennya.
  5. Memungkinkan bagi para pengusaha untuk memberi syarat kredit yang lebih menguntungkan bagi para pelanggannya.
  6. Memungkinkan bagi para perusahan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau pun jasa yang dibutuhkan.

Macam-macam Modal Kerja :
  1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)
    Yaitu modal kerja yang harus selalu ada pada perusahaan atau dengan kata lain jumlah modal kerja itu harus tetap ada agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan modal kerja tersebut secara terus menerus selalu diperlukan untuk kelancaran usaha dalam suatu periode akuntansi.
    Modal Kerja Permanen terbagi menjadi 2, yaitu:
    1) Modal Kerja Primer (Primary Working Capital)
    Yaitu sejumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kelangsungan kegiatan usahanya.
    2) Modal Kerja Normal (Normal Working Capital)
    Yaitu sejumlah modal kerja yang digunakan untuk dapat menyelenggarakan luas produksi yang normal. Normal disini mempunyai pengertian yang fleksibel menurut kondisi perusahaannya. Apabila suatu perusahaan misalnya selama 4 atau 5 bulan rata-rata per bulannya mempunyai produksi 1000 unit. Apabila kemudian ternyata 4 atau 5 bulan berikutnya luas produksi rata-rata per bulannya 2000 unit, maka luas produksi normalnya disinipun berubah menjadi 2000 unit.

  1. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)
    Yaitu modal kerja yang berubah-ubah sesuai dengan perolehan keadaan dalam suatu periode. Modal Kerja ini dibagi menjadi 3 yaitu:
    1) Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital)
        Modal kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan musim.
    2) Modal Kerja Siklus (Cylical Working Capital)
         Yaitu sejumlah modal kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan karena         fluktuasi kontinyunitas produk.
    3) Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital)
        Yaitu modal kerja yang besarnya brubah-ubah dan penyebabnya tidak diketahui sebelumnya (misalnya kebakaran, banjir, gempa bumi, buruh mogok, huru-hara dan sebagainya) (Bambang Riyanto, 2001 : 61).

Sumber-sumber Modal Kerja:
  1. Pendapatan Bersih
    Surat-surat berharga yang merupakan salah satu pos aktiva lancar dapat dijual dan dari penjualan tersebut akan timbul kentungan. Penjualan surat berharga ini akan menyebabkan perubahan pos aktiva lancar dari pos-pos “surat-surat berharga” menjadi pos kas. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan ini merupakan sumber dari modal kerja.
  2. Penjualan Aktiva Tidak Lancar
    Hasil penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan merupakan sumber lain yang menambah modal kerja. Perubahan aktiva tidak lancar tersebut menjadi kas akan menambah modal kerja sebanyak hasil bersih penjualan aktiva tidak lancar tersebut.
  3. Penjualan Saham atau Obligasi
    Untuk menambah dana atau modal kerja yang dibutuhkan, perusahaan dapat pula mengadakan emisi saham baru atau meminta pada para pemilik perusahaan untuk menambah modalnya.
  4. Dana Pinjaman dari Bank
    Dana pinjaman jangka pendek bagi perusahaan merupakan sumber penting dari aktiva lancarnya, terutama tambahan modal kerja yang diperlukan untuk membiayai kebutuhan modal kerja musiman siklus, darurat dan lain-lain
  5. Kredit dari suplier
    Material barang-barang, supplies dapat dibeli atau dengan wesel bayar. Apabila perusahaan kemudian dapat mengusahakan menjual barang dan menarik pembayaran piutang sebelum waktu hutang dilunasi, perusahaan tersebut memerlukan sejumlah kecil modal kerja.

Sumber-sumber modal kerja dapat ditambah apabila:
  1. Adanya kenaikan sektor modal baik yang berasal dari laba maupun adanya pengeluaran modal saham atau tambahan investasi dari pemilik perusahaan.
  2. Adanya pengurangan atau penurunan aktiva tetap yang diimbangi dengan bertambahnya aktiva lancar.
  3. Adanya penambahan hutang jangka panjang baik dalam bentuk obligasi, hipotik atau hutang jangka panjang lainnya yang diimbangi dengan bertambahnya aktiva lancar.

Penggunaan Modal Kerja
Pemakaian atau penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan bentuk maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan, tetapi penggunaan aktiva lancar tidak selalu diikuti dengan berubahnya atau turunnya jumlah modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan.

Penggunaan aktiva lancar yang dapat mengakibatkan menurunnya modal kerja,sebagai berikut:
  1. Pembayaran biaya atau ongkos-ongkos perusahaan.
  2. Kerugian-kerugian yang diderita oleh perusahan karena adanya penjualan surat berharga atau efek.
  3. Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan-tujuan tertentu dalam jangka panjang.
  4. Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap, investasi jangka panjang atau aktiva lancar lainnya.
  5. Pembayaran hutang-hutang jangka panjang.
  6. Pengambilan uang atau barang dagang oleh pemilik perusahaan untuk kepentingan pribadinya (prive).

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan laporan sumber-sumber penggunaan dana dalam arti modal kerja adalah :

  1. Menyusun laporan modal kerja
  2. Mengelompokkan perubahan-perubahan dari unsur-unsur non current accounts antara 2 titik waktu tersebut, kedalam golongan yang mempunyai efek memperbesar modal kerja dan golongan yang memperkecil modal kerja.
  3. Mengelompokkan unsur-unsur dalam laporan laba ditahan kedalam golongan perubahannya merupakan efek memperbesar modal kerja dan golongan kerja yang memperkecil modal kerja.

Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja

  1. Sifat umum atau tipe perusahaan mempunyai perbedaan kebutuhan modal kerja, misalnya antara perusahaan jasa dengan perusahaan industri ataupun perusahaan perdagangan. Perusahaan dalam bidang industri relatif membutuhkan modal kerja yang relatif besar dibandingkan dengan perusahaan di bidang jasa ataupun perdagangan, karena dalam produksi barang membutuhkan investasi bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi untuk menjamin seluruh kelancaran-kelancaran penjualan.

  1. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan dijual serta harga per satuan dari barang tersebut. Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan berhubungan langsung dengan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh barang yang akan dijual maupun bahan dasar yang akan diproduksi sampai barang tersebut dijual. makin panjang waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau untuk memperoleh barang tersebut makin besar pula modal kerja yang dibutuhkan.

  1. Tingkat Perputaran Persediaan
    Tingkat perputaran persediaan (inventory turnover) menunjukkan bahwa berapa kali persedian tersebut diganti dalam arti dibeli dan dijual kembali. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan maka jumlah modal kerja yang diinvestasikan dalam persediaan akan semakin rendah.
    Semakin tinggi tingkat perputaran akan memperkecil resiko kerugian yang disebabkan karena penurunan harga atau perubahan selera konsumen, disamping itu akan menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan terhadap persediaan piutang.

  1. Tingkat Perputaran Piutang
    Besarnya modal kerja yang dibutuhkan juga tergantung dari lamanya waktu yang diperlukan untuk menjadikan piutang menjadi uang kas. Waktu penarikan yang lebih singkat akan memperkecil modal kerja yang ditanamkan pada piutang tersebut.

  1. Pengaruh Konjungtor
    Pada periode makmur aktifitas perusahaan meningkat dan perusahaan cenderung membeli barang-barang yang lebih banyak karena harga yang masih rendah. Dengan meningkatnya persediaan maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan akan semakin banyak. Tetapi pada periode depresi, perusahaan berusaha secepatnya menjual barang-barangnya dan menagih pembayaran atas piutang-piutangnya kemudian uang yang diperoleh dimanfaatkan untuk membeli surat-surat berharga, melunasi hutang-hutang atau menutup kerugian.

  1. Derajat risiko kemungkinan menurunnya harga jual aktiva jangka pendek
    Resiko kerugian yang semakin besar sebagai akibat menurunnya nilai dibandingkan dengan harga buku dari surat-surat berharga, persediaan barang dan piutang akan menyebabkan semakin besar pula jumlah modal kerja yang dibutuhkan untuk membayar harga dan melunasi hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang yang sudah jatuh tempo.

  1. Pengaruh Musim
    Perusahaan yang penjualannya dipengaruhi oleh musim membutuhkan jumlah modal kerja yang maksimum untuk periode relatif pendek. Modal kerja dalam bentuk persedian barang berangsur-angsur meningkat dalam bulan-bulan menjelaskan puncak penjualannya.

  1. Kredit Rating dari Perusahaan
    Jumlah modal kerja baik kas maupun surat-surat berharga yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan tergantung pada kebijaksanaan penyediaan uang kas.
    Penyediaan.



Sumber :



Senin, 12 Maret 2012

Flowchart di awali dengan Kas dan di akhiri dengan kas


Gambar Flowchart Pembelian Bahan Baku Pada Perusahaan Texstil


Keterangan Flowchart:
  • Kas awal pada flowchart : kas awal yang keluar untuk pembelian bahan baku yaitu kain
  • Material/ bahan baku (kain) : suatu bahan utama dalam memulai proses produksi
  • Mengolah/ produksi : proses pembuatan bahan baku menjadi barang jadi yang siap untuk dipakai
  • Distributor : produk telah selesai dan di distribusikan/ disalurkan pada pasar
  • Faktur : tanda bukti pembayaran atas suatu produk yang telah didistribusikan/ disalurkan
  • Kas akhir pada flowchart: kas akhir yang masuk sebagai penerimaan/ pendapatan/laba terhadap penjualan produk
Sumber : rahayu

Jumat, 09 Maret 2012

Estimasi Budget Kas ( Anggaran Kas )

Berikut beberapa pendapat tentang pengertian Budget Kas.
- Menurut Bambang Riyanto (1996 : 97)
Budget Kas adalah estimasi terhadap posisi kas untuk periode tertentu yang akan datang.
- Menurut Erich a. Helfert (1997 : 128 )
Budget Kas adalah sarana perencanaan bulan demi bulan atau minggu demi minggu yang sangat spesifik, biasanya disusun oleh staf keuangan suatu perusahaan.
- Menurut M. Munandar (2001 : 311)
Budget Kas adalah budget yang merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah kas beserta perubahan-perubahannya dari waktu kewaktu selama periode yang akan datang, baik perubahan yang berupa pengeluaran kas, maupun yang berupa penerimaan kas.

Dari ketiga pendapat diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahw Budget Kas adalah suatu perencanaan yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas untuk mengetahui kapan akan terjadi surplus dan defisit untuk suatu periode yang akan datang.
Anggaran kas menunjukan rencana sumber dan penggunaan kas selama tahun anggaran yang terdiri dari rencana penerimaan kas (aliran kas masuk) dan perencanaan pengeluaran kas (aliran kas keluar).

Sifat aliran kas, dapat bersifat kontinyu ataupun tidak. Aliran kas keluar yang bersifat kontinyu, misalnya: pembelian bahan baku, pembayaran upah dan gaji. Sedangkan aliran kas keluar yang tidak bersifat kontinyu, misalnya pengeluaran kas untuk pembayaran bunga, deviden, pajak pendapatan, pembayaran anggaran hutang, pembelian kembali saham perusahaan dan pembelian aktiva tetap.

Aliran kas masuk yang bersifat kontinyu dapat berasal dari hasil penjualan produk secara tunai dan hasil pelunasan piutang. Sedangkan aliran kas masuk yang bersifat tidak kontinyu dapat berasal dari penyertaan pemilik perusahaan, penjualan saham, penerimaan kredit bank, dan penjualan aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi.

Manfaat penyusunan budget kas yaitu:
  1. Dapat diketahui posisi kas sebagai hasil rencana operasi perusahaan.
  2. Mengetahui surplus atau defisit kas.
  3. Dipergunakan sebagai dasar untuk mengantisipasi kebutuhan kas karena defisit kas.
  4. Sebagai dasar untuk mencapai target dan mengukut keberhasilan perusahaan.
  5. Alat untuk mengkoordinasikan kegiatan perusahaan.

Bebarapa tahapan penyusunan budget kas yaitu:
  1. Menyusun estimasi terhadap penerimaan kas sesuai dengan rencana opersi perusahaan.
  2. Menyusun estimasi kebutuhan dana dari bank atau sumber lain untuk menutup defisit kas yang ada.
  3. Menyusun anggaran penagihan piutang sebagai mana yang telah diuraikan.
  4. Menyusun anggaranpenerimaan kas, yang biasanya terdiri dari pos menerima tunai, penagihan piutang, dan penerimaan lain.
  5. Menyusun anggaran pengeluaran kas.
  6. Memperkirakan pembayaran bunga.
  7. Menyusun budget kas akhir.

Tujuan utama budget kas, yaitu:
- Menunjukkan kemungkinan posisi kas sebagai akibat dari operasi perusahaan
- Identifikasi kemungkinan kekurangan atau kelebihan kas
- Menentukan perlunya pembelanjaan atau tersedianya kas yang menganggur untuk investasi
- Mengkoordinasikan kas dengan jumlah modal kerja, penjualan, investasi, dan utang
- Menentukan dasar yang sehat untuk pengendalian posisi kas secara terus menerus


Sumber :

Buku dasar – dasar pembelanjaan perusahaan edisi 4. Prof. Dr. Bambang Riyanto dosen fakultas ekonomi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.


Analisis Sumber dan Penggunaan Kas

Analisis sumber dan penggunaan kas (aliran kas) adalah merupakan alat yang sangat penting bagi manajemen keuangan untuk mengetahui aliran kas, darimana aliran kas tersebut dan kemana kas tersebut digunakan. Sedangkan bagi perusahaan digunakan untuk meningkatkan kemampuannya dalam menghasilkan kas sekaligus untuk menilai tingat likuiditasnya agar tetap terjaga.
Informasi aliran kas sangat berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. Informasi arus kas tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan, karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
Pihak manajemen dapat menggunakan laporan sumber dan penggunaan kas untuk menentukan kebijakan deviden, kas yang berasal dari investasi operasi, dan kebijakan investasi dan pendanaan. Sementara pihak luar, seperti investor dan kreditur dapat menggunakan laporan arus kas untuk menentukan kemampuan perusahaan dalam membayar deviden, kemampuan dalam membayar hutang dan kas yang berasal dari operasi dibandingkan dengan kas yang berasal dari sumber penggunaannya.

Pengukuran dalam aliran kas bertujuan untuk:
Menentukan apakah perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup atau memadai dari operasi bisnis untuk memuaskan investor
Mengukur hubungan antara aktivitas operasi, investasi dan pendanaan
Menetukan apakah perusahaan menghasilkan jenis-jenis kas yang cukup untuk memadai untuk pertumbuhan bisnis

1.  Sifat Laporan Sumber Dan Penggunan Kas
Sifat laporan perubahan modal kerja adalah memberikan ringkasan transaksi keuangan selama satu periode dengan menunjukan sumber dan penggunaan modal kerja dalam periode tersebut, modal kerja meliputi seluruh aktiva lancar atau aktiva lancar dikurangi utang lancar.
Laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat digunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas di masa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada, atau dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan kas atau cash flow di masa yang akan datang. Sedangkan bagi para kreditor atau bank dengan laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atau mengembalikan pinjamannya.

2.  Sumber Kas
Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal yang paling tinggi likuiditasnya, berarti semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Akan tetapi, suatu perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah yang besar berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerninkan adanya over investment dalam kas dan berarti pula perusahaan kurang efektif dalam mengelola kas. Jumlah kas yang relatif kecil akan diperoleh tingkat perputaran kas yang tinggi dan keuntungannya yang diperoleh akan lebih besar, tetapi suatu perusahaan yang hanya mengejar keuntungan (rentabilitas) tanpa memperhatikan likuiditas akhirnya perusahaan itu akan berada dalam keadaan likuid apabila sewaktu-waktu ada tagihan.

Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari:
Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud (intangible assets), atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.
Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.
Pengeluaran surat tanda bukti utang, baik jangka pendek (wesel) maupun utang jangka panjang (utang obligasi, utang hipotik, atau utang jangka panjang lain) serta bertambahnya utang yang diimbangi dengan penerimaan kas.
Adanya penurunan atau berkurannya aktiva lancar selain kas yang diimbangi denagn penerimaan kas pembayaran, berkurangnya persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga (efek) karena ada penjualan dan sebagainya.
Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau dividen dari investasinya, sumbangan ataupun hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya.
Keuntunga dari operasi perusahaan, Apabila perusahaan memperoleh keuntungan neto dari operasinya berarti ada tambahan dana dari perusahaan yang bersangkutan

3.  Penggunaan Kas
Adapun penggunaan atau pengeluaran kas dapat disebabkan oleh adanya transaksi-transaksi sebagai berikut:
Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang serta pembelian aktiva tetap lainnya.
Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengembalian kas perusahaan oleh pemilik perusahaan.
Pelunasan pembayaran angsuran utang jangka pendek maupun utang jangka panjang.
Pembelian barang secara tunai, adanya pembayaran biaya opersi yang meliputi upah dan gaji, pembelian supplies kantor, pembayaran sewa, bunga, premi asuransi, advertensi, dan adanya persekot-persekot biaya maupun persekot pembelian.
Pengeluaran kas untuk pembayaran dividen (bentuk pembagian laba lainnya secara tunai), pembayaran pajak, denda-denda, dan sebagainya.
Adanya kerugian dalam operasi perusahaan. Terjadinya kerugian dalam operasi perusahaan dalam mengakibatkan berkurangnya kas atau menimbulkan utang yaitu bila diperlukan dana untuk menutup kerugian tersebut. Timbulnya utang sebenarnya merupakan sumber dana tetapi dana ini digunakan untuk menutup kerugian tersebut.

4.  Laporan Sumber Dan Penggunaan Kas
Penyusunan laporan perubahan kas atau laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan meringkas jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas. Cara ini memakan waktu yang lama karena harus menggolongkan setiap transaksi kas menurut sumber masing-masing serta tujuannya, dan cara ini hanya dapat dilakukan oleh internal analisis yang memungkinkan memperoleh datanya dengan lengkap dan masih murni. Bagi eksternal analisis, menyusun laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan menganalisis perubahan yang terjadi dalam laporan keuangan yang diperbandingkan antara dua waktu atau akhir periode serta informasi-informasi lain yang mendukung terjadinya perubahan tersebut. Dalam menganalisis perubahan yang terjadi harus diperhatikan kemungkinan adanya perubahan atau transaksi yang tidak mempengaruhi kas (noncash transaction).


Transaksi-transaksi yang tidak mempengaruhi uang kas antara lain sebagai berikut:
- Adanya pengakuan atau pembebanan depresiasi, amortisasi dan deplesi terhadap aktiva tetap, intangible asset, dan wasting assets. Biaya depresiasi ini merupakan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran kas.
- Pengakuan adanya kerugian piutang baik dengan membentuk cadangan kerugian piutang maupun tidak, dan penghapusan piutang karena piutang yang bersangkutan sudah tidak dapat di tagih lagi.
- Adanya penghapusan atau pengurangan nilai buku dari aktiva yang dimiliki dan penghentian dari penggunaan aktiva tetap karena aktiva yang bersangkutan telah habis disusut dan atau sudah tidak dapat dipakai lagi.
- Adanya pembayaran stock devidend (dividen dalam bentuk saham), adanya penyisihan atau pembatasan penggunaan laba, dan adanya penilaian kembali (revaluasi) terhadap aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan.


5.  Langkah-Langkah Dalam Penyusunan Laporan Sumber-Sumber Dan Penggunaan  Dana Dalam Aliran Kas
- Menyusun laporan perubahan neraca yang menggambarkan perubahan masing – masing elemen neraca antara dua titik waktu yang akan dianalisa.
- Mengelompokan perubahan tersebut dalam penggolongan perubahan memperkecil jumlah kas.
- Mengelompokan elemen – elemen dalam laporan rugi & laba atau laporan laba ditahan kedalam golongan yang memperbesar kas dan golongan yang memperkecil jumlah kas.
- Mengadakan konsolidasi dari semua informasi tersebut kedalam laporan sumber – sumber dan penggunaan dana.

Penerapan analisis sumber dan penggunaan kas
Yang dimaksud dengan laporan sumber dan penggunaan kas (aliran kas) adalah perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukan darimana sumber dan penggunan-penggunaannya. Perubahan yang efeknya memperbesar kas dan dikatakan sebagai sumber-sumber penerimaan kas adalah sebagai berikut:
  1. Berkurangnya aktiva lancar selain kas
  2. Berkurangnya aktiva tetap.
  3. Bertambahnya setiap jenis hutang
  4. Bertambahnya modal
  5. Adanya keuntungan dari operasi perusahaan

Sedangkan perubahan-perubahan yang efeknya memperkecil kas dan dikatakan sebagai penggunaan kas adalah sebagai berikut:
  1. Bertambahnya aktiva lancar selain kas
  2. Bertambahnya aktiva tetap
  3. Berkurangnya setiap jenis hutang



Sumber :

Buku dasar – dasar pembelanjaan perusahaan edisi 4. Prof. Dr. Bambang Riyanto dosen fakultas ekonomi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.